Mulai bulan Maret hingga sekarang, kita melakukan pembelajaran secara daring (dalam jaringan) atau secara online akibat adanya pandemi covid 19. Kita menyadari benar bahwa pembelajaran daring itu lebih banyak berpusat pada mahasiswa. Jika mahasiswa belajar untuk memenuhi rasa ingin tahu, maka kondisi belajar jadi lebih hepi atau gembira.

Demikian ditegaskan oleh Drs. I Wayan Dasna, M.Si., M.Ed., Ph.D, Ketua LP3 (Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Pembelajaran) Universitas Negeri Malang (UM), saat membuka Seminar Daring bertema Berdamai Dengan Kejenuhan Akademik Selama Pandemi Covid 19, Selasa 17 November 2020.   

Ditegaskan Ketua LP3 UM Drs. I Wayan Dasna, M.Si., M.Ed., Ph.D, dengan kegiatan pembelajaran yang demikian banyak dan dilakukan secara daring, seringkali terjadi kejenuhan. Akibat kejenuhan itu kadang mahasiswa mengikuti perkuliahan tidak lengkap atau lambat mengerjakan tugas. Alasannya komputer rusak, tidak ada sinyal internet dan sebagainya.

Menurut Drs. I Wayan Dasna, M.Si., M.Ed., Ph.D, sebenarnya jika belajar itu diikuti dengan rasa senang, ada motivasi dari dalam diri, belajar akan enak dan akan berhasil dengan baik. Namun semakin merasa terbebani, kemudian akan muncul rasa stres, dan stres itu akan berdampak secara psikologis. Itu yang tidak kita inginkan.

“Munculnya rasa stres seperti itu perlu kita cegah sedini mungkin agar tidak berlanjut. Sebab stres bisa menganggu aktifitas sehari-hari. Karena itu strategi yang akan dikupas dalam seminar ini amat diperlukan mahasiswa, agar bisa berdamai dengan kejenuhan akademik selama pandemi covid 19,” tambah Drs. I Wayan Dasna, M.Si., M.Ed., Ph.D.

Seminar Daring bertema Berdamai Dengan Kejenuhan Akademik Selama Pandemi Covid 19 ini diselenggarakan oleh P2BK3A (Pusat Pengembangan Bimbingan Konseling Karier dan Kompetensi Akademik), LP3 UM. Pelatihan diikuti para mahasiswa dari berbagai fakultas di lingkungan Universitas Negeri Malang.

Menurut Dra. Ella Faridati Zen, M.Pd, Kepala P2BK3A, LP3 UM, kegiatan belajar dan mengajar yang sebelumnya lebih banyak dilaksanakan secara tatap muka, sejak pandemi covid 19 terpaksa harus dilaksanakan sepenuhnya secara daring. Mode pembelajaran ini dipilih untuk meminimalkan interaksi antar manusia dalam rangka menghambat penularan Covid-19. Perubahan-perubahan tersebut tentu saja memberikan dampak besar bagi pengajar dan peserta didik, baik secara pedagogis serta psikologis.

Secara psikologis, beberapa mahasiswa diduga mengalami kejenuhan akademik akibat perubahan mode pembelajaran dari tatap muka ke daring secara penuh. Beban akademik mahasiswa menjadi semakin berat sehingga mempertinggi potensi terjadinyanya stress dan burnout akademik. Burnout yakni sindrom kelelahan emosional.

Untuk mengatasi masalah tersebut, maka digelar Seminar Daring bertema Berdamai Dengan Kejenuhan Akademik Selama Pandemi Covid 19. Seminar daring tersebut menampilkan dua narasumber berkualitas. Masing-masing yakni Gamma Rahmita Ureka Hakim, S.Psi., M.Psi., Psikolog membawakan topik Mengenali Gejala & Dampak Burnout Akademik, serta Dwi Nikmah Puspitasari, S.Psi., M.Psi., Psikolog mengupas tentang Strategi Berdamai dengan Burnout Akademik. (Zen)