MALANG ( Merdeka News ) : Mahasiswa dalam proses belajarnya, tidak menutup kemungkinan menemukan ada kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Di sinilah munculnya masalah yang dapat menghambat proses belajarnya. Beberapa contoh di antaranya mahasiswa harapannya bisa lancar belajar dan lulus tepat waktu, tapi ternyata kecanduan game on-line, tidak pernah ke kampus, menunda-nunda penyelesaian skripsi, atau ada masalah hubungan sosial dengan lingkungan kos.

I Wayan Dasna, M.Si.,M.Ed.,Ph.D, Ketua LP3 UM

“Dalam kondisi inilah mahasiswa bermasalah tersebut membutuhkan kehadiran konselor sebaya. Selain itu pihak konselor sebaya juga harus peka mengenali mahasiswa yang bermasalah. Tujuannya agar mahasiswa bermasalah tersebut bisa segera dibantu untuk menyelesaikan masalahnya,” demikian ditegaskan oleh I Wayan Dasna, M.Si.,M.Ed.,Ph.D, Ketua Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Pembelajaran (LP3) Universitas Negeri Malang (UM), saat membuka Pelatihan Konselor Sebaya di kampus UM, Rabu (26 Pebruari 2020).

Menurut I Wayan Dasna, M.Si.,M.Ed.,Ph.D, pelatihan ini sejalan dengan Kebijakan UM yakni Gerakan Mahasiswa 1 Karya dalam 1 Tahun. Pengalaman menjadi konselor sebaya bisa dipandang sebagai karya atau prestasi kinerja mahasiswa, dan tanda penghargaannya  dalam bentuk sertifikat bisa dimasukkan di Simawa. Karya yang telah dimaksukkan di Simawa,  nantinya akan diseleksai dan  dimasukkan di SKPI (Surat Keterangan Pendamping Ijazah). Dalam memasuki dunia kerja, prestasi non akademik  (yang terbaca di SKPI), juga menjadi pertimbangan pada waktu mengikuti seleksi kerja.

Pelatihan konselor sebaya ini diikuti oleh 80 orang mahasiswa perwakilan dari semua Fakultas yang ada di lingkungan Universitas Negeri Malang. Pelatihan diselenggarakan oleh P2BK3A (Pusat Pengembangan Bimbingan Konseling Karier dan Kompetensi Akademik), LP3 UM. Pelatihan berlangsung selama dua hari, Rabu-Kamis (26-27 Pebruari 2020).

Dra. Ella Faridati Zen, M.Pd, Kapus P2BK3A LP3 UM

Sementara itu menurut Dra. Ella Faridati Zen, M.Pd, Kepala Pusat P2BK3A LP3 UM, Mahasiswa dari sisi perkembangannya berada pada masa antara remaja dan dewasa awal. Seiring dengan perkembangan diri dan juga perubahan lingkungan di era saat ini, mahasiswa rentan akan memiliki masalah.  Mahasiswa membutuhkan bantuan dalam memecahkan masalah yang dihadapi sehingga bisa segera mendapat solusi secara efektif. Dalam hal ini, bantuan yang dapat diberikan dalam bentuk layanan konseling.

“Fakta menunjukkan bahwa jumlah dosen konselor  sangat terbatas. Karena itu kehadiran mahasiswa yang jadi konselor sebaya sangat diharapkan untuk  bisa berpartisipasi membantu mahasiswa lain untuk menyelesaikan masalahnya,” tambah Ella Faridati Zen.

Pelatihan selama dua hari tersebut, menghadirkan 5 orang narasumber. Masing-masing yakni Dra. Ella Faridati Zen, M.Pd, Aji Bagus Priyambodo, M.Psi., Psikolog, Dr. Diniy Hidayatur Rahman, M.Pd, Widya Multisari, M.Pd, serta Devi Probowaty, M.Pd. Sebelum menjalani pelatihan para peserta mengikuti pre test dan setelah selesai pelatihan diadakan post test untuk mengetahui hasil pelatihan, dikordinir oleh Yuliati Hotifah, S.Psi, M.Pd. (Zen)